Aplikasi Lakase pada Proses Refining Pulp
-
Published:2019-12-31
Issue:02
Volume:9
Page:65
-
ISSN:2527-6662
-
Container-title:JURNAL SELULOSA
-
language:
-
Short-container-title:J selulosa
Author:
Risdianto HendroORCID, Wirawan Sonny Kurnia, Sugesty Susi
Abstract
Refining merupakan proses untuk memodifikasi serat dengan tujuan meningkatkan ikatan serat dan mengembangkan kekuatan kertas. Penelitian yang telah dilakukan meliputi penentuan kondisi refining dengan PFI Mill dan penentuan kondisi perlakuan awal lakase yang selanjutnya akan diterapkan pada proses biorefining. Jumlah putaran 2500 dari PFI mill merupakan jumlah yang optimum untuk menghasilkan kekuatan pulp Acacia crassicarpa. Sedangkan hasil penelitian kondisi optimum lakase menunjukkan bahwa lakase memiliki laju reaksi yang paling tinggi (0,0018 mM/s) pada suhu 50°C. Pada proses refining, freeness awal pulp adalah sekitar 550 mL CSF, dan ketika dikenakan perlakuan lakase turun menjadi 515 (LMS1) dan 520 (LMS2). Refining pulp tanpa perlakuan enzim menghasilkan indeks tarik, retak dan sobek berturut-turut adalah 6,4.10-2 kNm/g, 5,18 kPa.m2/g, dan 5,96 mN.m2/g. Indeks sobek tidak mengalami perubahan signifikan pada semua perlakuan. Perlakuan LMS1 meningkatkan indeks tarik menjadi 6,83 kNm/g dan indeks sobek menjadi 7,53 mN.m2/g. Indeks tarik dan sobek pada LMS2 menurun dibandingkan LMS1, namun masih lebih tinggi dibandingkan tanpa perlakuan. Dengan demikian perlakuan lakase pada proses refining dapat meningkatkan indeks tarik dan indeks sobek lembaran.Laccase Application in Pulp Refining Process AbstractRefining is a process to modify fibers with the aim of increasing fiber bonds and developing paper strength. The research that has been done includes determining the refining conditions with PFI Mill and determining the conditions of pretreatment of laccase which will then be applied to the biorefining process. The PFI mill revolutions of 2500 is the optimum to produce the strength of the Acacia crassicarpa pulp. Whereas the results of the study showed that optimum laccase conditions showed that laccase had the highest reaction rate (0.0018 mM/s) at 50oC. In the refining process, the initial freeness of the pulp is around 550 mL CSF, and when subjected to laccase treatment it drops to 515 (LMS1) and 520 (LMS2). Refining the pulp without enzyme treatment produced tensile, bursting and tearing indexes of 6.4.10-2 kNm/g, 5.18 kPa.m2/g, and 5.96 mN.m2/g, respectively. The tear index did not change significantly in all treatments. The LMS1 treatment increased the tensile index to 6.83 kNm/g and the tear index to 7.53 mN.m2/g. The tensile and tear index in LMS2 decreased compared to LMS1, but it was still higher than without treatment. Thus, laccase treatment in the refining process can increase the tensile index and tear indexof the sheet.
Publisher
Center for Pulp and Paper
Reference29 articles.
1. Abdul-Khalil, H. P. S., Siti Alwani, M. and Mohd Omar, A. K. (2006) 'Chemical composition, anatomy, lignin distribution, and cell wall 2. structure of Malaysian plant waste fibers', BioResources, 1(2), pp. 220 - 232. doi: 10.15376/biores.1.2.220-232. 3. Asih, S. (2016) Produksi, purifikasi, dan karakterisasi lakase dari Pleurotus ostreatus (Ho) dan Schizophyllum commune (Sc) pada fermentasi padat limbah lignoselulosa. Institut Pertanian Bogor. 4. Chauhan, V. S., Kumar, N., Kumar, M., Chakrabarti, S. K. and Thapar, S. K. (2011) 'Effect of separate and mixed refining of hardwood and softwood pulps on paper properties', Journal of Korea TAPPI, 43(4),pp. 1-10. 5. Chen, S. C., Wu, P. H., Su, Y. C., Wen, T. N., Wei, Y. S., Wang, N. C., Hsu, C. A., Wang, A. H. J. and Shyur, L. F. (2012) 'Biochemical characterization of a novel laccase from the basidiomycete fungus
|
|